Skip to main content

Belajar Bisnis Sejak Dini

Ketika menghadiri seminar SPBU (Syariah dalam Pasar, Bisnis dan Usaha) yang diadakan ISEG-FE Unpad, panitia mendatangkan pembicara yang merupakan salah satu orang penting di PT Grafindo. Saya lupa dengan nama pembicaranya, yang saya ingat  beliau menggantikan Pak Bambang Trim yang berhalangan hadir sebagai pembicara. Bapak yang menggantikan Pak Bambang ini bercerita bahwa memang seharusnya pendidikan ekonomi sudah diperkenalkan sejak dini khususnya di lembaga pendidikan, mulai  SD,SMP  dan seterusnya. Seperti di Jawa Timur telah diadakan kurikulum pendidikan ekonomi syariah  dan bisnis di Sekolah Dasar. Dan ada beberapa sekolah juga sudah mulai memberlakukan pendidikan bisnis syariah. Mengingat betapa pentingnya pendidikan ekonomi, membuat pengenalan ekonomi dan bisnis sejak dini sangat perlu untuk memahami ilmu ekonomi khususnya berbasis syariah. Terlintas di pikiran saya mendengar cerita beliau, tersontak  saya mengingat masa lalu saya. Pikiran saya mengawang membuka memori lalu yang masih saya ingat sampai kini. Dulu ketika saya duduk di kelas tiga SD  tanpa disadari, saya sudah mulai mengenal apa itu bisnis. Saya ingat sekali saat itu Ibu saya membelikan jajanan seperti agar-agar yang berbentuk pensil, chiki-chiki,permen dan lainnya di Pasar. Ketika  itu memang anak-anak seumuran saya sangat suka jajanan seperti itu, termasuk saya sendiri meski Ibu melarang mengonsumsinya setiap hari. Namun suatu ketika, saya berpikir dan mengutarakan ide  saya kepada ibu agar jajanan yang biasa ibu beli dijual oleh saya di sekolah. Entah bagaimana pikiran itu terlintas di otak saya waktu itu. Seringkali melihat ibu ketika  ke pasar membeli jajanan dalam jumlah banyak, dan saat itu saya berkata seperti ini ke Ibu
    “Bu…boleh risna jualin ke temen-temen gak  jajanannya??”ucap saya
Ibu agak terkejut mendengar perkataan saya sambil tersenyum dan berkata
    “Risna memang mau jualan kayak gini??”tanya ibu
    “Emang kenapa??kan asik  Bu…bisa dapet duit” ucap saya sekenanya saat itu.
    “Hmm..ya udah, boleh "Jawab Ibu.
Sejak saat itu  saat saya berangkat sekolah, Saya membawa jajanan yang ditaruh di dalam tas. Dan bila bel istirahat berbunyi saya langsung mengeluarkan jajanan tersebut meski pada awalnya bingung bagaimana berjualan dan merasa malu-malu namun setelah beberapa lama saya mulai terbiasa, jajanan selalu terjual habis dan uangnya saya berikan kepada Ibu. Ibu selalu memberikan  uang itu untuk saya menabung atau buat jajan.  Entah apa yang saya rasakan saat itu, meski untung yang didapatkan sedikit dan cenderung harga jajanan yang terjual  sama dengan harga ibu saat membeli, namun dengan hal tersebut dapat menciptakan sebuah kepuasan tersendiri bagi saya. Jajanan yang dijual amat  bervariasi, Kadang-kadang Ibu membuatkan kue bolu dan saya menjualkannya kepada teman-teman. Kegiatan itu  tak berselang lama, Ibu berkata kepadaku  untuk berhenti dulu dan lebih konsentrasi belajar menjelang ujian.
 Teringat pula ketika saya duduk di kelas enam SD,saya  ditunjuk sebagai bendahara kelas. Kebetulan Guru Bahasa sunda (almarhum) meminta saya untuk membantu mengkordinir menjual buku bahasa sunda kepada teman-teman. Tanpa terduga, setelah semua teman membeli buku, saya diberikan buku bahasa sunda secara gratis oleh bapak guru bahasa sunda.
Ternyata tak hanya saya yang pernah berjualan saat SD. Teringat teman saya di kelas enam SD, Ia berjualan susu kedelai. Saya suka membeli susu kedelainya, rasanya  enak sekali, saya pernah secara langsung melihat pembuatan susu kedelai yang dibuat orang tua teman saya tersebut. Hingga sampai kini, bisnis susu kedelai dan tempe orang tua teman saya berkembang maju.
Bila dikaitkan dengan pembicaraan yang dibawakan oleh Pembicara dalam seminar SPBU mengenai pendidikan bisnis sejak dini, ternyata sejak kecil SD tanpa  disadari saya  pernah mengenal dunia bisnis, meski saat itu belum mengerti secara dalam apa itu bisnis.Saya  berterima kasih kepada  Ibu yang dulu memberikan izin saya untuk berjualan serta Pak Guru Bahasa Sunda (almarhum) telah memberikan kesempatan untuk mengkoordinir penjualan buku, dengan hal tersebut  secara tidak langsung telah memberikan pendidikan bisnis kepada saya. Mengingat kisah  tersebut, terlintas dalam pikiran apakah  ini memang telah ditakdirkan  Allah swt  untuk saya berkuliah di fakultas ekonomi dan untuk mempelajari ilmu ekonomi lebih dalam, meski pada awalnya ini bukan cita-cita saya  (Maunya dulu ambil teknik di ITB atau jadi Dokter.hehe..). Ternyata memang benar apa yang dikatakan pembicara pada seminar SPBU,pendidikan ekonomi dan bisnis sejak dini adalah penting dan saya rasakan kini dengan berbekal pengalaman saya sewaktu SD , saya merasa tidak canggung lagi bila berjualan di kampus dan bukan suatu  hal yang mustahil di masa mendatang saya  bisa menjadi entrepreneur sukses.Amiin…

Comments

Popular posts from this blog

FES Moslempreneur 2011

Deadline: 10 April 2011 KETENTUAN: Satu tim harus terdiri dari 3 orang yang berstatus mahasiswa D1, D2, D3,D4 atau S1. Mengisi formulir pendaftaran yang dapat di download pada website FES dan diserahkan hanya berupa soft copy via e-mail bersama business proposal yang akan diajukan pada tanggal 10 Maret 2011 – 10 April 2011 yang dikirimkan kepada: Panitia FES Moslempreneur 2011, unila.roisfe@gmail.com, (Perlu diperhatikan peserta bahwa softcopy file berupa PDF dan Word 2003). Membayar biaya pendaftaran tim sebesar Rp 50.000,00 dan menyertakan bukti transfer antar rekening bank berupa ( JPG ) / Scan Gambar dalam pengiriman proposal ide bisnis-nya paling lambat tanggal 10 Maret 2011 – 10 April 2011 Ke rekening : Bank Muamalat a.n Ade Kurnia Safitri No. Rek. 351 03204 22 Bank BNI Syariah Tanjung Karang a.n Rahmad A. Pratomo No. Rek. 0172900662 Setiap Peserta wajib menyerahkan : Foto 3×4 ( 1 lembar) ( JPG ) KTM ( JPG ) Proposal ide bisnis yang diperlombakan dap

Batik...From Indonesia

  S etelah sekian banyak budaya negara kita yang "dicuri " negara lain, akhirnya, dunia Internasional telah mengakui bahwa batik adalah warisan budaya asli Indonesia. Secara resmi, Jum'at 2 oktober 2009, Unesco mengukuhkan budaya batik ini sebagai budaya Indonesia. Pengukuhan batik ini, akan di laksanakan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab pada pukul 20.00, dan bapak Presiden kita, Susilo Bambang Yudhoyono akan mendeklarasikan peresmian ini pada pukul 21.00, Dengan di resmikannya batik sebagai budaya Indonesia, hal ini bisa memacu perkembangan kebudayaan di Indonesia sekaligus memperkenalkan budaya batik ini ke mata dunia. Kita patut bangga dengan kekayaan negara kita. Negara kita sebenarnya penuh dengan keanekaragaman budaya yang unik. Namun karena kurangnya kita melestarikan budaya tersebut, dengan terpaksa budaya kita banyak yang di ambil dan diakui sebagai budaya negara lain. Sedih dong...masa sih ide kreatif yang diciptakan bangsa kita begitu aja diambil!! Dengan susa
Bismillah... Hati ibarat sebuah corong,ia bisa bersuara,,  kadang suaranya terenyuh perlahan,  kadang suaranya tegas dan kadang merasa sedih.. Ya,, itulah hati..  Semakin kau dekatkan pendengaranmu kepadanya akan kau dapati  semakin dalam kau mampu memahaminya.. Namun, kau tak akan dapat merasakannya hanya dengan telinga,  namun dengarkanlah ia dengan relungmu,,, Bukalah mata hatimu tuk melihat apa-apa yang diajarkannya.. Bukalah perasaanmu tuk merasakannya.. Berikan secercah sinar tuk menghidupkannya.. Yaitu dengan secercah sinar Iman dari Robb semesta Alam Karena Ia yang menghidupkan dan mematikan hatimu.. Hidupkanlah ia dengan senantiasa berzikir kepada Allah Biarkanlah,,Ia yang menggenggam semuanya Yang mengatur jiwa dan hatimu...