Skip to main content

Cerbung (Cerita Bersambung..) 1

" Ressa...ini ada surat di rak buku, punyamu ya??"tanyaku
"Enggak salah lagi,itu surat punyaku",ucapnya dari dalam kamar begitu mengagetkanku yang tengah membaca sepucuk surat yang ku temukan dalam rak buku di ruang tamu.
Aku pun segera menghampirinya yang berada di dalam kamar.
"Jadi...selama ini kau menyembunyikan hal itu kepadaku??"tanyaku sambil menatap lekat matanya.
Ia hanya diam membisu melihatku,kemudian ia beranjak dari duduknya dan menatap keluar jendela kamar. 
Beberapa saat ku ikut terdiam melihat tingkahnya.
"Mengapa kau tak menceritakan hal ini sebelumnya kepadaku??tanyaku kembali
Ia tetap diam tanpa menoleh kepadaku.
Tak lama kemudian, ia mulai angkat bicara.
"Bukan seperti itu maksudku..aku tak bermaksud menutupinya dari dirimu kak,aku tak ingin kau terlalu sibuk memikirkannya, cukup aku saja dan aku ingin mandiri serta tak ingin menyusahkan banyak orang lagi"jawabnya seraya memberikan penjelasan kepadaku.
"Tapi...bukankah aku ini adalah kakak kandungmu sendiri, mengapa kau menyembunyikan hal tersebut padaku??"tanyaku tak mengerti atas sikap adikku.
"Kak...dengarkan aku!!!aku telah dewasa, dan aku tahu hal ini sulit diterima atas ketidakterbukaanku padamu, tapi..sekali lagi aku ingin mandiri kak!!"ucapnya meyakinkanku.
" Lima bulan lalu,Pak Hamdi guruku,memberikan informasi seputar beasiswa. Ia memberikanku kesempatan untuk mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa program beasiswa ke Jepang. Setelah itu aku memberanikan diri untuk mengikutinya tanpa sepengetahuan kakak."ucapnya menjelaskan kepadaku
"Baiklah...jika itu memang keputusanmu, aku hanya bisa memberikanmu dukungan, namun jangan lupakan aku sebagai kakakmu, jika kau menemui kesulitan, ceritakanlah kepadaku.."jawabku pasrah,
"Terima kasih kak...aku berjanji aku tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, aku akan bersungguh-sungguh.."ucapnya tegas sembari tersenyum mendengar jawabanku.
Aku pun kembali ke ruang tamu sembari melanjutkan membaca surat panggilan dari kedutaan Jepang tersebut.
Ressa, adikku yang kini genap berusia 18 tahun, setelah lulus dari SMA ia memang memiliki rencana untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Dengan kondisi keluargaku yang serba sulit, dalam pikiran kami mustahil untuk menjadi orang berpendidikan tinggi, toh makan pun kami sulit apalagi untuk masuk ke dunia perkuliahan, rasanya hanya bermimpi.
Masih berkutat dengan pikiranku, mengapa adikku begitu cepat untuk mengambil keputusan itu.
Ahh..Jepang..negri matahari itu memang menjadi idaman setiap orang untuk dapat pergi kesana, begitu pula adikku yang telah memutuskan untuk mengembara ke negri itu. Meski sedikit informasi yang ku dapat tentang negri itu , namun ku sangat tahu negri matahari itu telah menjadi impian adikku sejak dia SD dulu.Tak habis pikir, keputusannya untuk melanjutkan kuliah ke negri jepang itu sangat menguatkan tekadnya untuk meninggalkan tanah air. Mengingat saat ia kelas empat SD dulu dan saat itu aku kelas dua SMP, Aku tengah asyik mengerjakan tugas sejarah, adikku menghampiri sembari melihat pekerjaan yang ku lakukan. Ia meraih buku sejarahku dan melihat tentang negri Jepang. Ia pun bertanya dengan polosnya kepadaku tentang Jepang.
"Kak, Jepang itu jauh ya??Dalam buku tersebut diceritakan bagaimana negri Jepang pernah menjajah negara Indonesia selama 3,5 tahun.
Orang-orang yang memiliki mata sipit dan berkulit kuning itu membuat negri kita saat itu terjajah dan sengsara. Namun orang-orang Jepang yang terkenal memiliki sifat Bushido dan bekerja keras membuat negaranya maju seperti saat ini. Sedikit ku menceritakan hal tersebut kepadaknya, tampak tatapan matanya yang fokus mendengar ceritaku tentang jepang,terlihat binar matanya seperti memiliki sebuah harapan besar.
tiba-tiba setelah ku menceritakan Jepang padanya, Ia berkata
"Kak..aku mau ke Jepang"jawabnya singkat.
Itulah pertama kalinya ku mendengar keinginannya ke negri Matahari terbit, Tak terasa kini adikku yang tengah beranjak dewasa, ucapannya yang ku anggap angin lalu, kini benar-benar terwujud. Tekadnya yang kuat menjadikannya serius untuk benar-benar melanjutkan kuliah ke negri sakura, begitulah orang-orang manyebutnya.
Ayah dan Ibu kami yang telah tiada membuatku memutuskan untuk bekerja  setelah lulus SMA untuk menghidupi kebutuhan aku dan adikku.
Keputusan yang adikku ambil menjadi sebuah dilema bagiku, bagaimana bila adikku pergi meninggalkanku dan bagaimana kehidupan adikku di sana nanti.
Sebenarnya aku kurang setuju untuk mengizinkannya pergi, namun keegoisanku tidak boleh menjadi penghambat kemajuannya,mungkin inilah jalan yang diberikan Allah kepada adikku untuk maju.
bersambung....

Comments

Popular posts from this blog

Menunggu..

Ya Rabb seperti inikah rasanya menunggu?? Ampuni daku atas ketidaksabaran yang berkali-kali menghampiri Ampuni daku atas ketidaktahuan atas pilihan terbaik-Mu Ya Rabb, hamba seperti berada di atas kapal kayu yang harus mendayung hingga daratan Kadang, saat hati lelah dayungan tersebut berhenti, namun ku berusaha mengembalikan semangat itu kembali Rindu dengan kondisi dulu.. Saat masih selalu terjaga Saat masih selalu menjaga Ku berharap penantian ini menjadi penantian terbaik yang telah Kau hadiahkan kepadaku.. Allahumma Aamiin

Greetings again to 2017

Bismillahirramanirrahim.. Lama sekali rasanya sudah tidak pernah berkunjung ke blogger ku. Alhamdulillah, sampai detik ini Allah swt masih memberikanku nafas untuk hidup di Bumi, semoga ruh dan jiwa ini selalu tertambat dalam Cinta-Nya dan keistiqomahan pada-Nya. Perjalanan hidupku sampai usia 26 Tahun ini penuh dengan bayak hal, rasa-rasanya ingin ku tuliskan seluruhnya di blog ini. Sekarang saya tengah duduk menghadap komputer di lokasi kerja yang berbeda seperti sebelumnya. Ya, Alhamdulillah sejak 15 Februari 2016 saya tergabung menjadi salah satu keluarga besar Deputi 2  Bidang Pangan dan Pertanian Kementerian Kordinator Perekonomian RI. Suatu skenario hidup yang tidak terbayang sebelumnya, Ya hanya allah swt Sang Pemilik alam semesta ini yang mengetahui segala rahasia tiap jiwa yang bernyawa. To be continue.. InsyaAllah

Nanti Baku Dapa Ulang, Manado!

    Alhamdulillah, hampir setahun lebih  saya bekerja di Kemenko Perekonomian, banyak sekali pengalaman yang Allah swt berikan untukku. Mungkin inilah yang disebut keberkahan dari doa-doa yang selalu dipanjatkan Ibu kepada anak-anaknya. Minggu lalu tepat tanggal 4 November 2016, saat itu bersamaan dengan adanya aksi di Istiqlal, aku bersama mbak fitri ditugaskan atasan untuk menghadiri salah satu acara terkait sosialisasi paket kebijakan ekonomi di Manado. Berangkatlah kami hari minggu tanggal 6 November 2016. Next trip kali ini kami hanya berdua tanpa ditemani senior baik kasubbid dan kabid. Tepat pukul 6 pagi aku sudah siap di pangkalan Damri menuju Bandara. Hari itu aku dan mbak fitri bersepakat untuk mengambil penerbangan pukul 11 siang awalnya kami mengambil penerbangan jam setengah enam pagi, tetapi karena khawatir ketinggalan pesawat, akhirnya kami memutuskan untuk mengambil penerbangan agak lebih siang. Hanya sekitar 40 menit aku sampai ke Bandara Internasional ...